Rikues resensi “Ketika Cinta Bertasbih” ^__^

Pada acara Gramedia Expo yang menawarkan diskon hingga 75% beberapa waktu lalu, saya juga memanfaatkan moment tersebut untuk membeli beberapa buku. Salah satu buku tersebut adalah Ketika Cinta bertasbih karya Habiburahman El Shirazy. Buat saya buku ini menarik hingga saya membaca dua kali berturut-turut padahal saya juga masih mempunyai chicklit yang belum sempat dibaca sampai sekarang.

 

———————————————————————————————————

2.jpg

Buku ini bercerita tentang kehidupan mahasiswa Indonesia bernama Azzam yang sedang kuliah di Al-azhar berkat beasiswa. Azzam adalah anak dari keluarga pas-pasan tetapi kaya akan ilmu dan iman.  Pada semester awal dia memperoleh predikat jayyid jiddan (istimewa) sehingga mendapat beasiswa. Di tahun kedua , ayahnya meninggal karena kecelakaan. Azzam memiliki ibu yang sering sakit-sakitan dan tiga orang adik yang belum bisa diharapkan untuk bekerja. Sehingga keadaan sebagai anak pertama menuntut dia untuk menjadi tulang punggung keluarga. Sejak saat itulah Azzam merubah prioritas hidupnya dari belajar ke bekerja.  Pekerjaan yang dilakukan Azzam adalah berjualan tempe dan bakso. Bisnis ini membuat dia dikenal sebagai mahasiswa yang tidak lulus-lulus karena lebih senang berjualan tempe. Tidak banyak orang yang tahu akan beban hidupnya yang besar. Setelah hampir sembilan tahun kuliah sambil bekerja, Azzam pun lulus dengan predikat jayyid. Sedangkan adik-adiknya yang di Indonesia juga sudah berhasil berkat biaya darinya. Adiknya telah berhasil menjadi psikolog dan penulis terbaik nasional, lalu adik yang ke dua sudah lulus PGSD dan menjadi guru favorit, lalu si kecil yang baru berumur sembilan tahun hampir khatam hafal Al-Quran di pesantren. Setelah berhasil meng’orang’kan adik-adiknya, barulah dia memikirkan untuk mencari istri. 

———————————————————————————————————

14 tanggapan untuk “Rikues resensi “Ketika Cinta Bertasbih” ^__^”

  1. wah salut untuk azzam, di saat dia sendiri harus menyelesaikan kuliahnya, ternyata keluarga menjadi prioritas utama..

    menurut saya predikat kelulusan azzam bukan hanya jayyid, tapi jayyid jiddan jiddan jiddan [amat sangat baik]

    dia memang telat lulus, tapi telah melakukan hal besar dalam hidupnya, yang mungkin temannya yang lulus duluan, pada saat yang sama belum berbuat apa-apa..

  2. weh…… sudah baca KCB 2? wah lebih seru lagi, mengharu birukan.
    ngak bisa tebak akhirnya gimana..
    wuih betul2 seru.. 🙂

  3. Hmmmm, kok kayaknya membosankan? iya ga?is it too good to be true?semuanya bisa tercapai dan dapet predikat hampir sempurna pula….. 🙂

    @ det : request opo?

    @ aRul : katanya gak suka novel? 😛

  4. @det: iya,si azzam emang hebat,,dicontoh tuw mas,,dy gag lulus2 kan demi keluarga,,(ayo semua yg belum lulus buruan,,hehehe,,)
    @arul: saia jg udah bc yg kedua kok,,bgus yah,,
    @rere: emang siy azzam ney sosok yg terlalu sempurna mb,tp kayana kita uda ga punya sosok seperti azzam bahkan dalam dunia tulisan yg bisa djadikan contoh,,mbak suka ayat2 cinta ga?Buat saya,kcb lebih realistis dari aac,,

  5. @achoey: iya kang,saya jg gag sabar nunggu difilmkannya buku ini,,biar biozkop kita ga penuh ama film2 yang ga jelas apa manfaat buat penonton
    @avy: diperluas lagi dong mas jenis buku yang dibaca.Jangan belajar marketing mulu..Hehe

  6. @ rere: kan saya bilang kalo baca novel yang ngak direkomendasikan… 😀 kalo byk orang rekomendasikan atau lagi booming saya baca 😀

  7. iya, ktanya ketika cinta bertasbis mau difilmkan. bagus banget!!!! Nama samaranku Neozam juga terinspirasi dari novel ini. Tokoh Azzam dalam novel sangat kuat, berkepribadian teguh, tegas, kerja keras, bertanggung jawab, banyak deh yang baik2. pokoknya inilah jiwa yang didambakan semua orang. Tapi aku…. hehehe…. masih jauh dari itu, mudah2an karakter Azzam bisa menjadi contoh bagi semua, laki2 khususnya.

  8. KCB sekarang sudah diputar d bioskop d 8 negara. Jadi penasaran, bisa ga ya jumlah penonton KCB mengalahkan jumlah penonton AAC? Kita lihat saja nanti.

Tinggalkan komentar